You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Pemprov DKI Gelar Lokakarya Partisipasi Penyandang Disabilitas Dalam Membangun Kota
.
photo Mustaqim Amna - Beritajakarta.id

Pemprov DKI Adakan Lokakarya Partisipasi Penyandang Disabilitas Membangun Kota

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, membuka lokakarya (workshop) bertema "Pertukaran Informasi yang berkelanjutan tentang Peluang Pendidikan dan Peningkatan Partisipasi Penyandang Disabilitas dalam dan/atau dengan Masyarakat Sipil di Jakarta dan Berlin", di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (3/9).

Kota ramah penyandang disabilitas

Lokakarya ini sebagai tindak lanjut dari 25 tahun hubungan sister city antara Jakarta-Berlin. Lokakarya tersebut dihadiri dan diisi oleh Deputy Head of Mission, Embassy of the Federal Republic of Germany untuk Republik Indonesia, Hendrik Barkeling; Michael Wahl, Kepala Institut Ilmu Seni dan Ilmu Sosial dari Humbolt University; dan Irdanelly DJ selaku Ketua Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin); serta perwakilan dari Kementerian Sosial RI, Fakultas Ilmu Kebudayaan Universitas Indonesia, serta Kementerian Ketenagakerjaan RI.

"Kita di Jakarta punya PR yang cukup besar karena memfasilitasi seluruh warga. Itu artinya, memberikan prioritas justru kepada yang paling membutuhkan. Bila sebuah kota bisa ramah kepada penyandang disabilitas, ramah kepada anak usia dini, ramah kepada lansia, maka otomatis kota itu akan ramah kepada semuanya. Itu yang kita ingin dorong. Jadi, dengan kita memerhatikan itu semua, justru seperti apa kota kita memerlakukan anak-anak, orang tua, dan penyandang disabilitas, otomatis kita akan memerlakukan semuanya dengan baik. Jadi, kita berharap lokakarya ini benar-benar nantinya berorientasi pada langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk mengubah," ujar Anies, dikutip dari siaran pers PPID Provinsi DKI Jakarta.

Kendaraan Penyandang Disabilitas Berstiker Bebas Ganjil Genap

Anies menjelaskan, perumusan kebijakan ramah anak, orang tua dan penyandang disabilitas harus dimulai dari perubahan mindset (perspektif) yang berorientasi pada kesetaraan kesempatan.

Anies menegaskan, fungsi dari Pemprov DKI Jakarta bukan sekadar menegakkan aturan, tetapi pembuat aturan.

Anies menyatakan, seluruh aturan harus ditinjau kembali agar bisa mengikuti prinsip kesetaraan, mulai dari fasilitas infrastruktur keras (jalan, gedung, dan alat transportasi), sampai dengan infrastruktur lunak, seperti kesetaraan dan kesempatan belajar maupun berusaha.

"Kami di Pemprov DKI Jakarta, tahun 2018 saja itu, Peraturan Gubernur pertama Nomor 1 Tahun 2018 itu adalah soal menyetarakan kesempatan. Setiap Pemprov DKI Jakarta melakukan rekrutmen, maka kita berkewajiban untuk memberikan persentase kepada penyandang disabilitas untuk mendapatkan pekerjaan di Pemprov DKI Jakarta. Tujuannya, lagi-lagi, adalah menyamakan. Dan bila kita menyaksikan teman-teman penyandang disabilitas bekerja dan berkarya, maka mereka berkarya juga dengan amat baik. Bahkan kalau melihat apa yang mereka kerjakan seringkali justru melampui saudara-saudaranya yang tidak memiliki kebutuhan khusus," teragnya.

Menurutnya, perjuangan untuk mendorong kesadaran atas kesetaraan bagi penyandang disabilitas masih panjang. Karena itu, Gubernur Anies berharap, kebijakan berorientasi pada kesetaraan dan keberpihakan kepada kelompok disabilitas tidak boleh berhenti di internal Pemprov DKI Jakarta, tetapi juga digaungkan ke luar sehingga menjadi gerakan di setiap aspek kehidupan.

"Jadi, saya berharap nanti lewat lokakarya ini, kita bisa bertukar pengalaman. Dan kita beruntung hari ini datang pembicara dari Jerman, Bapak Prof. dr. Michael Wahl yang nanti akan membagikan pengalamannya. Saya berharap dalam workshop ini dimanfaatkan untuk betul-betul sebuah lokakarya. Disebut lokakarya atau workshop, karena kita ujungnya ingin punya karya, bukan sekadar seminar untuk mendiskusikan ide, ujungnya harus pada karya," ungkapnya.

Anies berharap, seluruh peserta maupun pemateri yang hadir dalam lokakarya dapat memberikan ide, terobosan, pengalaman, dan alternatif solusi konkret yang bisa dilakukan bersama secara berkelanjutan.

"Bagi kami yang berseragam, pesan saya untuk mengikuti workshop ini, jangan close-minded. Kalau kita bisa open-minded dan menerima ide, insyaAllah Jakarta kita menjadi kota yang ramah bagi penyandang disabilitas, ramah bagi anak-anak, ramah bagi lansia, dengan begitu ramah bagi semuanya insya Allah," tandasnya.

Untuk diketahui, kegiatan lokakarya pertukaran informasi antara Jerman dan Jakarta ini diharapkan menjadi bentuk kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun kota yang ramah bagi penyandang disabilitas.

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Rintik Hujan Diprediksi Basahi Jaksel dan Jaktim di Malam Hari

    access_time30-10-2024 remove_red_eye1157 personTiyo Surya Sakti
  2. Pemprov DKI Adakan Rakor Pilkada Ramah Anak

    access_time29-10-2024 remove_red_eye1102 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. KUA-PPAS APBD Tahun Anggaran 2025 Disepakati Sebesar Rp 91,1 Triliun

    access_time28-10-2024 remove_red_eye993 personDessy Suciati
  4. DPRD-Kanwil Kemenag DKI Bahas Sekolah Madrasah Gratis

    access_time29-10-2024 remove_red_eye971 personDessy Suciati
  5. Posko Bersama Pilkada Jakarta di Kepulauan Seribu Resmi Beroperasi

    access_time27-10-2024 remove_red_eye897 personBudhi Firmansyah Surapati